Jika
diperhatikan, banyak sekali orang sekeliling kita yang suka memotong
pembicaraan kita pada saat kita sedang berbicara suatu hal. Itu memang tidak
baik, terkesan tidak sopan. Dalam berbicara dengan orang lain, banyak sekali
hal-hal yang perlu diperhatikan, misalnya saja hal yang sudah saya sebutkan
diatas, tidak memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara. Untuk itu, kita
akan membahas masalah mengenai tata cara bicara didepan umum kepada orang
banyak dengan 'asertif".
Apakah kalimat asertif itu? Kalimat asertif adalahcara berkomunikasi
yang tidak menyerang lawan bicara. Inti kalimat terletak pada pengungkapan
perasaan kita dengan terus terang, sopan, dan apa adanya.Manusia punya
cenderungan mempertahankan diri bila diserang. Demikian pula bila ia merasa
disalahkan, direndahkan, atau tidak dihargai. Sebab itu penting sekali
memperlihatkan sikap positif dalam berkomunikasi, bagaimanapun sebalnya
kita pada lawan bicara kita. Ini tidak mudah, perlu berpikir sebelum
berkata, dan berlatih melakukannya. Sebuah pesan akan sampai dengan baik
jika disampaikan pada waktu, tempat dan cara yang tepat. Masalahnya,
kita kadang-kadang ingin langsung saja. Kalau caranya kurang pas,
orang yang kita ajak bicara jadi tidak senang. Akhirnya pesan kita
tidak sampai dengan baik. Bahkan bisa menimbulkan salah pengertian.
Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk
mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang
lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak
lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap
dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan
secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun
merugikan pihak lainnya (Pratanti, 2007). Ketika
kita bicara asertif, kita dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa kita
menolak atau menerima ajakan teman. Jadi, kita tahu akibat dan sebab sesuatu
yang akan kita lakukan. Dengan bersikap asertif, tidak serta-merta keinginan
kita diterima orang lain. Namun, lewat sikap asertif, kita dapat belajar
berpikir logis dan belajar memahami teman. (Kompas,04 Agustus 2006)
Ada 3 langkah untuk menjadi Assertive :
1.
Jadilah
pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu
mendengarkan dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan
memanfaatkan waktu mendengar untuk mempersiapkan serangan balik.
2.
Katakanlah
apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun
terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara perhatikan body language kamu,
pastikan postur tubuh sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata,
ekspresi wajah yang sesuai, dan berbicara cukup keras untuk didengar. Nada
suara jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu
atau bosan
3.
Katakanlah
apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat
kita inginkan, berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi
perasaan kita dengan cara terbuka dan langsung. Kita harus belajar untuk
mengadaptasikan sifat kita pada beragam situasi kerja, menjaga jaringan
pertemanan, dan membangun hubungan yang dekat.
ASERTIF DAN AGRESIF
Terkadang orang keliru menyamakan asertif dengan agresif.
Kita sering melihat kedua hal ini sama saja. Kunci perbedaannya
adalah sebagai berikut.
Orang yang bersikap asertif akan mengekspresikan
dirinya dengan menghormati orang lain. Ia juga menginginkan yang
terbaik bagi orang lain, menghormati dirinya sendiri, berpikir
"menang- menang" dan mencari cara untuk mendapatkan kesepakatan
yang adil tanpa merugikan siapa pun.
Orang yang agresif cenderung menggunakan strategi
yang manipulatif, mencari keuntungan diri sendiri dengan taktik
yang mengecoh pihak lain, tak menghargai hak orang lain, kasar,
kejam, menghina, yang mengakibatkan mereka kehilangan martabat.
Mereka memiliki asumsi yang negatif terhadap motivasi orang lain,
dan selalu berpikir untuk membalas. Mereka tidak berpikir dengan
sudut pandang orang lain. Mereka menang dengan mengorbankan orang lain
dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
Orang yang pasif tidak tahu bagaimana mengomunikasikan perasaannya
dengan tepat kepada orang lain. Mereka cenderung takut menghadapi konflik
yang akan timbul bila mereka mengekspresikan pikiran dan perasaannya
secara terbuka. Mereka membiarkan kebutuhan mereka tak terpenuhi, hak nya
dilanggar, dan menutupi perasaannya agar "kedamaian
terpelihara". Mereka membiarkan orang lain menang dan membiarkan
dirinya kalah. Padahal kenyataannya semua pihak yang terlibat sebenarnya
kalah, setidaknya sampai pada taraf tertentu.
Manfaat Menjadi Asertif
·
Bebas dari konflik internal
Bayangkan
situasi berikut, Anda sedang mengalami sakit kepala parah dan ingin
menghabiskan waktu sendirian untuk beristirahat. Tapi teman baik Anda
menelepon dan mengatakan bahwa ia ingin pergi keluar dengan Anda. Menghadapi
situasi ini, sebenarnya Anda hendak menolak ajakan tersebut karena tidak dalam
mood untuk melakukannya. Tapi karena tidak mampu berkata ‘tidak’, Anda
akhirnya pergi keluar sehingga menambah derita sakit kepala Anda dengan
melakukan apa yang tidak ingin Anda lakukan. Jika Anda cukup asertif untuk
menolak teman Anda, Anda bisa menghabiskan waktu beristirahat atau melakukan
apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan.
·
Meningkatkan percaya diri
Komunikasi
asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang asertif berarti
tidak ragu dalam menyuarakan pendapatnya. Orang lain juga akan cenderung
menghargai orang yang asertif karena berani menyuarakan pikiran dan memilih
memberikan jawaban yang jujur. Apresiasi dan penghargaan dari orang lain
pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri Anda yang telah bersikap
asertif.
·
Membantu mengelola stres
Bersikap
asertif membuat seseorang lebih mudah mengelola stres. Orang yang asertif
tidak akan menyesali apa yang dilakukan karena telah menyuarakan apa yang
menjadi pendapat dan keyakinannya.
·
Hidup yang tidak terikat dan bebas
Orang
asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak terganggu dengan
apa yang dikatakan orang lain. Orang asertif umumnya bahagia dan percaya
diri karena mampu menentukan pilihan dan tujuan hidupnya sendiri. Orang
lain tidak akan bisa memanfaatkan orang yang asertif karena perilaku asertif
membuat seseorang tetap kukuh dengan prinsipnya. Sebaliknya, orang yang
tidak bisa berkata ‘tidak’ cenderung dimanfaatkan orang lain karena
ketidakmampuannya untuk menolak. Jika Anda merasa belum mampu berkomunikasi
secara aasertif, latihan dan pembiasaan bisa membantu menumbuhkan sifat positif
ini.
Referensi :