Minggu, 25 November 2012

Bicara yang ASERTIF


Jika diperhatikan, banyak sekali orang sekeliling kita yang suka memotong pembicaraan kita pada saat kita sedang berbicara suatu hal. Itu memang tidak baik, terkesan tidak sopan. Dalam berbicara dengan orang lain, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan, misalnya saja hal yang sudah saya sebutkan diatas, tidak memotong pembicaraan orang yang sedang berbicara. Untuk itu, kita akan membahas masalah mengenai tata cara bicara didepan umum kepada orang banyak dengan 'asertif".




    Apakah kalimat asertif itu? Kalimat asertif adalahcara berkomunikasi yang tidak menyerang lawan bicara. Inti kalimat terletak pada pengungkapan perasaan kita dengan terus terang, sopan, dan apa adanya.Manusia punya cenderungan mempertahankan diri bila diserang. Demikian pula bila ia merasa disalahkan, direndahkan, atau tidak dihargai. Sebab itu penting sekali memperlihatkan sikap positif dalam berkomunikasi, bagaimanapun sebalnya kita pada lawan bicara kita. Ini tidak mudah, perlu berpikir sebelum berkata, dan berlatih melakukannya. Sebuah pesan akan sampai dengan baik jika disampaikan pada waktu, tempat dan cara yang tepat. Masalahnya, kita kadang-kadang ingin langsung saja. Kalau caranya kurang pas, orang yang kita ajak bicara jadi tidak senang. Akhirnya pesan kita tidak sampai dengan baik. Bahkan bisa menimbulkan salah pengertian.
         
      Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya (Pratanti, 2007).  Ketika kita bicara asertif, kita dituntut untuk tahu alasan-alasan mengapa kita menolak atau menerima ajakan teman. Jadi, kita tahu akibat dan sebab sesuatu yang akan kita lakukan. Dengan bersikap asertif, tidak serta-merta keinginan kita diterima orang lain. Namun, lewat sikap asertif, kita dapat belajar berpikir logis dan belajar memahami teman. (Kompas,04 Agustus 2006)


Ada 3 langkah untuk menjadi Assertive :
1.             Jadilah pendengar aktif, dan pastikan kamu menunjukan kepada mereka kalau kamu mendengarkan dan paham (misalnya dengan membuat kontak mata). Jangan memanfaatkan waktu mendengar untuk mempersiapkan serangan balik.
2.             Katakanlah apa yang sedang kamu pikirkan dan rasakan. Jangan terlalu memaksa ataupun terlalu meminta maaf. Pada saat berbicara perhatikan body language kamu, pastikan postur tubuh sesuai (seperti berdiri tegak), membuat kontak mata, ekspresi wajah yang sesuai, dan berbicara cukup keras untuk didengar. Nada suara jangan monoton agar orang lain mudah mengikuti-mu dan tidak merasa terganggu atau bosan
3.             Katakanlah apa yang kamu harapkan. Upayakan untuk berani mengatakan ya dan tidak saat kita inginkan, berani membuat sebuah permintaan, dan mengkomunikasi perasaan kita dengan cara terbuka dan langsung. Kita harus belajar untuk mengadaptasikan sifat kita pada beragam situasi kerja, menjaga jaringan pertemanan, dan membangun hubungan yang dekat.

ASERTIF DAN AGRESIF

     Terkadang orang keliru menyamakan asertif dengan agresif. Kita sering melihat kedua hal ini sama saja. Kunci perbedaannya adalah sebagai berikut.
   Orang yang bersikap asertif akan mengekspresikan dirinya dengan menghormati orang lain. Ia juga menginginkan yang terbaik bagi orang lain, menghormati dirinya sendiri, berpikir "menang- menang" dan mencari cara untuk mendapatkan kesepakatan yang adil tanpa merugikan siapa pun.

   Orang yang agresif cenderung menggunakan strategi yang manipulatif, mencari keuntungan diri sendiri dengan taktik yang mengecoh pihak lain, tak menghargai hak orang lain, kasar, kejam, menghina, yang mengakibatkan mereka kehilangan martabat. Mereka memiliki asumsi yang negatif terhadap motivasi orang lain, dan selalu berpikir untuk membalas. Mereka tidak berpikir dengan sudut pandang orang lain. Mereka menang dengan mengorbankan orang lain dan menciptakan konflik yang tidak perlu.

   Orang yang pasif tidak tahu bagaimana mengomunikasikan perasaannya dengan tepat kepada orang lain. Mereka cenderung takut menghadapi konflik yang akan timbul bila mereka mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara terbuka. Mereka membiarkan kebutuhan mereka tak terpenuhi, hak nya dilanggar, dan menutupi perasaannya agar "kedamaian terpelihara". Mereka membiarkan orang lain menang dan membiarkan dirinya kalah. Padahal kenyataannya semua pihak yang terlibat sebenarnya kalah, setidaknya sampai pada taraf tertentu.

Manfaat Menjadi Asertif

·                     Bebas dari konflik internal
Bayangkan situasi berikut, Anda sedang mengalami sakit kepala parah dan ingin menghabiskan waktu sendirian untuk beristirahat. Tapi teman baik Anda menelepon dan mengatakan bahwa ia ingin pergi keluar dengan Anda. Menghadapi situasi ini, sebenarnya Anda hendak menolak ajakan tersebut karena tidak dalam mood untuk melakukannya. Tapi karena tidak mampu berkata ‘tidak’, Anda akhirnya pergi keluar sehingga menambah derita sakit kepala Anda dengan melakukan apa yang tidak ingin Anda lakukan. Jika Anda cukup asertif untuk menolak teman Anda, Anda bisa menghabiskan waktu beristirahat atau melakukan apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan.
·                        Meningkatkan percaya diri
Komunikasi asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang asertif berarti tidak ragu dalam menyuarakan pendapatnya. Orang lain juga akan cenderung menghargai orang yang asertif karena berani menyuarakan pikiran dan memilih memberikan jawaban yang jujur. Apresiasi dan penghargaan dari orang lain pada akhirnya akan meningkatkan rasa percaya diri Anda yang telah bersikap asertif.
·                     Membantu mengelola stres
Bersikap asertif membuat seseorang lebih mudah mengelola stres. Orang yang asertif tidak akan menyesali apa yang dilakukan karena telah menyuarakan apa yang menjadi pendapat dan keyakinannya.
·                     Hidup yang tidak terikat dan bebas
Orang asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang dikatakan orang lain. Orang asertif umumnya bahagia dan percaya diri karena mampu menentukan pilihan dan tujuan hidupnya sendiri. Orang lain tidak akan bisa memanfaatkan orang yang asertif karena perilaku asertif membuat seseorang tetap kukuh dengan prinsipnya. Sebaliknya, orang yang tidak bisa berkata ‘tidak’ cenderung dimanfaatkan orang lain karena ketidakmampuannya untuk menolak. Jika Anda merasa belum mampu berkomunikasi secara aasertif, latihan dan pembiasaan bisa membantu menumbuhkan sifat positif ini.


Referensi :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar