Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Metode deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya
perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status sosial.
Tujuan Instruksional
Tujuan
instruksional sebagai tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan sikap yang harus dimiliki sebagai akibat dari hasil pengajaran
yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan
instruksional ini dibagi menjadi dua macam, yaitu Tujuan Instruksional Umum
(TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Tujuan
Instruksional Umum adalah suatu kegiatan mengidentifikasi kebutuhan
instruksional untuk memperoleh jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
tidak pernah dipelajari atau belum dilakukan dengan baik. Jenis pengetahuan,
keterampilan dan sikap terseut masih bersifat umum. Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa Tujuan Instruksional Umum hanya menggariskan hasil-hasil yang bersifat
umum pada kegiatan yang harus dicapai oleh setiap individu.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Adapun jenis-
jenis dari silogisme, yaitu:
1.
Silogisme
Kategorial
Silogisme
kategorial adalah silogisme yang semua proporsisinya merupakan kategorial.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
2.
Silogisme Hipotetik
Silogisme
hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proporsisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proporsisi katagorik. Ada 4 macam tipe
silogisme hipotetik:
a.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
b.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
c.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
d.
Silogisme
hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
3.
Silogisme
Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proporsisi
alternatif. Proporsisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar