Metode berpikir induktif
adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus
ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti.
Beberapa bentuk penalaran
induktif adalah sebagai berikut.
a. Generalisasi
Penalaran
Generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil
kesimpulan umum. Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan kesimpulan yang
bersifat umum.
Contoh: Jika dipanaskan, besi
memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
Macam-Macam Generalisasi
o
Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna adalah
seluruh fakta yang ada didalam fenomena yang dijadikan sebuah kesimpulan
berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh: setiap 1 bulan pada tahun masehi
tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.
o
Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi tidak sempurna
adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu
fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh: kita
menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah, lalu kita membuat sebuah
kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ramah.
b. Analogi
Analogi
adalah penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh: Rara adalah lulusan akademi A.
Rara dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Rama adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, Rama dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan
penalaran secara analogi adalah sebagai berikut.
1)
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
2)
Analogi digunakan untuk minyingkapkan kekeliruan.
3)
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
c. Hubungan Kausal
Hubungan
kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan.
Contoh: Hujan menyebabkan tanah
becek.
Hujan menyebabkan kain jemuran basah.
Jadi, karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.6
Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, ada tiga hubungan antarmasalah, yaitu
sebagai berikut.
o
Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang
untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab
yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji
buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan
penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan
mungkin pula dilempari oleh anak-anak. Pastilah salah satu kemungkinan itu yang
menjadi penyebabnya.
Andaikata
angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan yang tiba-tiba turun (B), ternyata tidak
sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat minyimpulkan bahwa jatuhnya
buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
Pola
seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.
angin
hujan
lemparan mangga
jatuh
(A)
(B)
(C)
(E)
angin,
hujan
mangga tidak jatuh
(A)
(B)
(E)
Oleh sebab itu, lemparan
anak menyebabkan mangga jatuh.
(C)
(E)
o
Akibat-Sebab
Akibat-sebab
ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Kedokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan
tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini , peristiwa sebab merupakan
kesimpulan.
o
Akibat-Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai
berikut.
Ketika
pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah dihalamannya becek. Ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran dibelakang rumahnya pasti basah.
Kasus
itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat dilihat
seperti berikut ini.
hujan
menyebabkan tanah becek
(A)
(B)
hujan
menyebabkan kain jemuran basah
(A)
(C)
Dalam
proses penalaran, “akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan data,
dan peristiwa kain jemuran basah (C) merupakan kesimpulan.
Jadi, karena tanah becek,
pasti kain jemuran basah.7
(B)
(C)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar